Awal Bersepeda

0

 
Waktu saya masih berumur 6 tahun / kelas 1 SD, aku dibelikan sepeda roda empat tetapi bisa di buka rodanya menjadi sepeda roda dua oleh bapakku betapa senangnya hatiku pada saat itu, lalu aku pun mencoba menaiki sepeda itu tidak disangka-sangka kaki aku pun tidak sampai menyentuh tanah / istilah kata “ jingke “ pada saat aku menaiki sepeda itu, akhirnya aku pun belajar sepeda itu dengan di dampingi oleh bapakku. Lalu seiringnya waktu berjalan aku pun memberanikan diri untuk mencoba menaiki sepeda roda empat itu tanpa di dampingi oleh bapakku tanpa di sangka-sangka akhirnya aku pun bisa menaiki sepeda roda empat itu, lalu aku pun bilang ke bapakku “ pak aku sudah bisa nih naik sepeda roda empat tetapi aku mau coba pak sepeda roda tiga, nanti waktu aku pulang sekolah tolongin aku lepasin roda yang satunya ya pak aku ingin mencoba sepeda roda tiga “ lalu ketika aku pulang sekolah sepeda itu pun menjadi roda tiga dan aku pun bergegas menaiki sepeda itu. Ketika aku sedang asyik-asyiknya berjalan dengan sepedaku tanpa di sadari olehku ada orang jahil / iseng yang menyenggol sepedaku, lalu aku pun terjatuh di pot bunga milik tetanggaku akhirnya akupun yang di marah-marahi oleh tetanggaku. Waktu pun silih berganti aku pun bertanya dengan bapakku “ pak nanti tolong lepas roda yang satunya lagi yah jadi roda dua saja sepedanya dan satu lagi pak besok aku boleh enggak bawa sepeda ke sekolahan soalnya aku capek pak jalan kaki terus ke sekolahan “ , lalu bapak dan ibuku bilang “ ya sudah kamu boleh bawa sepeda ke sekolahan kamu tapi waktunya pulang sekolah jangan mampir kemana -mana ya de soalnya ibu khawatir di jalan itu mobilnya pada besar-besar ”. Keesokan harinya aku pun membawa sepeda itu ke sekolah, jam demi jam pun terus berlalu tanpa di sadari bunyi bel waktu nya pulang sekolah pun sudah tiba, lalu ketika aku sedang bergegas menaiki sepeda itu aku di panggil oleh saudaraku, “ Ded pulang bareng sama ku soalnya aku mau mampir ke rumahmu !!! “, lalu aku bilang “ ya sudah sini aku boncengi kamu tapi kamu jangan bercanda ya waktu lagi di sepeda ”. Ketika sedang di jalan aku dan saudaraku sedang asyik mengobrol lalu tiba-tiba ada tukang sayur mendadak keluar dari sebuah gang lalu tabrakan pun tak terhentikan karena pada waktu itu aku sedang dalam keadaan kencang / mengebut dan pada waktu itu pula rem ku tidak pakem / blong terpaksa akhirnya aku meminta maaf kepada tukang sayur itu dan aku pun luka di lutut dan bagian lenganku. Sesampainya di rumah aku bercerita kepada orangtua ku bahwa aku habis tabrakan dengan tukang sayur mendengar cerita itu bapak dan ibu memarahi ku tetapi aku berjanji tidak akan mengulangi kesalahan ku yang kedua kalinya.
Lalu keesokan harinya se usai pulang sekolah aku dan saudaraku ingin pulang ke rumahku, di tengah-tengah jalan aku dan saudaraku dikejutkan dengan seekor anjing, tiba-tiba anjing itu mengejarku, dengan sekuat tenaga aku mengayuh sepeda itu dengan cepat tanpa terasa anjing itu pun lama-kelamaan tidak mengejarku, lalu sesudah anjing itu tidak mengejarku tiba-tiba waktu di tikungan ada tukang sol sepatu lewat dan pada waktu itu sepedaku masih dalam kondisi kencang tiba-tiba tabrakan pun tak terhelakan, pepatah mengatakan bilang sudah jatuh tertimpa tangga pula itulah peribahasa yang tepat buat ku waktu itu.

0 komentar:

Posting Komentar